PUISI: Tegarnya Umi dari Anak-anaku


Meja berdebu sirna ditangamu mengkilat
Remasan kertas lusuh menjauh terangkat
Secangkir kopi beraroma tak terlewat
Sesekali teh hangat mendarat memikat

Kuhujamkan jemari di atas mesin pencetak kata
Menghidupkan imaji membentuk makna
Menggiring sukma bersama dalam cerita
Menggapai raga menuju bahtera

Maafkan aku atas kegelisahan ini
Melewati cerita bersama demi duniawi
Dalam memenuhi tuntutan penuh misteri
Mungkin menunjang hidup kita nanti

Duhai Umi... istri kesayanganku
Terimakasih atas curahan kasih sayang kepadaku
Tanpa batas kau curahkan untukku
Iklas berpeluh resah dalam setiap do'amu

Tak lelah menjaga kedua putri satu putraku
Waktu istirahat terjamah tanpa kehadiranku
Percayalah suatu waktu ku kan memenuhi kewajibanku
Seperti hari-hari kemarin yang tlah berlalu







Komentar